Pages

Monday, 30 January 2012

Bromo!


Bromo. Satu hal yang langsung kebayang sama gue pas denger kata “Bromo” adalah : Padang Pasir. Setelah datang kesana, barulah gue tau nama padang pasir itu adalah CALDERA

 

   


Sebelum sampai di Caldera, gue dan rombongan temen-temen liat dulu sunrise di gunung. Entah karena cuaca yang kurang baik atau spot view yang kurang tepat, sunrise-nya jadi nggak terlalu amazing. Walau begitu, lidah ini berkali-kali berucap Subhanallah karena keindahan alam yang terlihat dan bule-bule ganteng yang berkeliaran. Hehe. 

Sunrise Bromo

Untuk mencapai spot view sunrise, gue beserta rombongan naik mobil jeep sekitar 15menit dari bawah. Jaraknya sekitar 2-3km, tapi karena bentuk jalannya menanjak, jadilah naik mobil jeep. Sampai di parkiran jeep, masih harus naik lagi ke atas sekitar 1km. Waktu itu gue naek jam 4 subuh dan nyampe di atas sekitar 45menit kemudian. Jangan heran kalau pas naek ke atas banyak abang-abang nawarin naik kuda. Saran gue sih jangan mau, toh nggak terlalu jauh kok, kecuali kalau lo emang udah gak kuat lagi. 



Cuaca Bromo memang dingin, jadi kalau mau kesana gue sarankan bawa sarung tangan, kaos kaki tebel, tutup kepala, dan jaket super tebal. Airnya juga dingiiiin banget. Gue sampe merinding pas cebok *EH.
Tapi dengan cuaca dingin kayak begitu, gue salut sama bule-bule yang dateng, mereka ke atas cuma pakai jaket biasa/cardigan tanpa sarung tangan + penutup kepala, dan nggak naek jeep lho, jalan kaki! Superb!    

Jangan lupa bawa makanan sendiri! Minimal roti dan air mineral, karena harga makanan di atas lumayan di atas rata-rata. Gue beli air panas doang dihargain Rp5000.

Setelah melihat sunrise, rombongan turun ke bawah untuk naik jeep dan langsung meluncur ke Caldera, padang pasir yang sering dipake buat syuting film atau pemotretan. Jeep melewati jalan berliku, sempit dan terjal. Begitu sampai di Caldera, gue melongo. Padang pasirnya luas, mengelilingi gunung yang dengan manis meletakkan dirinya di tengah-tengah. Indah banget.

Caldera - Bromo

Angin di Caldera gede banget. Sampe-sampe kalau lo ngomong, pasir-pasirnya masuk ke mulut.  Makanya foto-foto gue disana kebanyakan merem, kacamata pun nggak sanggup melawan pasir-pasir berterbangan yang memaksa menghampiri kita (ya ampun bahasa gue :p ).
Kalau lo bisa nahan angin besar dan pasir-pasir yang berterbangan, gue saranin lo ke Pura dan kawah Bromo. Jarak tempuh dari parkiran jeep sekitar 3km, kalau naik kuda tarifnya Rp40.000,- tapi cuma diantar sampai kaki gunungnya aja, karena naik ke kawahnya pake tangga.

 

Menjelang siang, angin di Caldera jadi lebih kencang. Jadilah gue berserta rombongan lainnya cepat-cepat pulang lagi karena pasirnya sampe masuk mobil, padahal pintu dan kaca mobil sudah ditutup lho. Supir-supir jeep bilang, di Savana lebih bagus lagi, nggak segersang di Caldera. Tapi gue belum bisa ke Savana karena paket-nya cuma ke Bromo dan Caldera. Ini foto-foto Savana Bromo, hasil nyolong dari google:













Tarif-tarif di Bromo:
1. toilet di bawah             : Rp2.500/ orang.
2. toilet di Caldera           : Rp2.000/ orang.
3. air panas                      : Rp3000/ gelas, Rp5000/ dua gelas.
4. naik kuda di gunung     : Rp70.000 – Rp20.000/ orang (tergantung jarak).
5. naik kuda di Caldera   : Rp40.000/ orang.
6. foto bareng kuda         : Rp5000/ orang.
7. sarung tangan              : Rp5000
8. penutup kepala           : Rp10.000
 


Jangan lupa, pakai sepatu gunung atau minimal sepatu kets untuk naik gunungnya, karena akan banyak ketemu feses kuda di jalan. Happy Holiday! :)

1 comment: